pesona wajah
membuaiku ke alam mimpi
menggetarkan
sukma dalam perih canda tawa
lihatlah
waktu
terhenti kala kau tatap mata ini
gemuruh dalam
dada alunkan nadanada cinta
harmonisasi
rasa tak lagi tercipta
taburkan asa
balutkan luka
pahit
tersenyum manis menangis
kau tutupi
luka dengan cara yang berbeda
senandungkan
rindu pada api yang diliputi sepi
biar..
biarlah duka tersaput mega
biarlah kelam
tenggelam dalam malam
hingga fajar
menari dalam pelukan sang mentari
(srg, noi,
11:13)